Lima Fase Atau Tahapan
Kehidupan Yang Mesti Dialami Manusia Dari Awal Sampai Akhir.
Tahapan Titik Nol Atau
Ketidak Adaan(1), Tahapan Di Alam Rahim(2), Alam
Dunia(3) , Alam Barzakh(4) dan Alam Akhirat(5)
Segala
sesuatu tidaklah luput dari ketentuan Allah Tabaraka wa Ta’ala yang telah mengabarkan
kepada kita para ummat-Nya, bahwasanya tiap-tiap sesuatu bermula adalah mesti
ada awal dan adapula akhirnya, jika ada hidup maka tentu ada mati, jika ada
awal dijadikannya semesta alam maka tentu ada pula masa semesta alam ini diakhiri
oleh Allah Tabaraka wa Ta’ala. Demikian pula halnya dengan kehidupan sekalian
makhluk-Nya terlebih bagi jin dan manusia, dan berikut adalah lima
fase atau tahap kehidupan manusia
yaitu Tahapan
titik nol(1) atau ketidak adaan(1),
tahapan di alam rahim(2), alam dunia(3),
alam barzakh(4)
dan kemudian alam
akhirat(5) :
1. Tahapan titik nol atau ketidakadaan adalah sebagaimana
ditunjukan oleh Allah Ta’ala dalam Firman-Nya:
(QS. Al-Insaan (76): 1)
“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat
disebut?”.
Hal atā ‘alal iηsāni (bukankah telah datang kepada manusia),
yakni telah datang terhadap Adam a.s..
Hīnum minad dahri (suatu waktu dari masa), yakni empat
puluh tahun sebagai makhluk yang berbentuk.
Lam yakuη syai-am madzkūrā (ketika ia belum
merupakan sesuatu yang dapat disebut) dan belum diketahui hakikat, nama, dan
tujuannya, kecuali oleh Allah Ta‘ala.
(QS. Al-Hajj (22): 5)
Proses kejadian manusia dan tumbuh-tumbuhan, adalah bukti yang nyata
tentang kebenaran hari berbangkit
“Wahai manusia jika kamu ragu kepada hari kebangkitan
maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari
setetes air mani, kemudian dari
segumpal darah kemudian dari segumpal
daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak
sempurna. Agar Kami jelaskan kepadamu dan kami tetapkan dalam rahim
apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami
keluarkan kamu sebagai bayi kemudian
kamu menjadi dewasa. Dan di
antaramu ada yang diwafatkan dan ada yang dipanjangkan
umurnya hingga pikun supaya
dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang telah dia
ketahui dahulu. Dan kamu lihat bumi itu kering dan apabila Kami turunkan air
dari atasnya
hiduplah bumi itu
dan suburlah menumbuhkan berbagai macam tumbuhan yang indah.”
Yā ayyuhan nāsu (wahai manusia), yakni penduduk Mekah.
Ing kuηtum fī raibin (jika kalian dalam keraguan), yakni dalam kesangsian.
Minal ba‘tsi (tentang kebangkitan) sesudah mati, maka renungkanlah
awal penciptaan kalian. Menghidupkan itu tidaklah lebih sulit daripada
menciptakan kalian pada saat pertama kali.
Fa innā khalaqnākum miη turābin (maka sesungguhnya Kami Menciptakan
kalian dari tanah), yakni dari Adam a.s., sedangkan Adam a.s. dari tanah.
Tsumma (kemudian) sesudah itu Kami Menciptakan kalian.
Min nuthfatiη tsumma min ‘alaqatin (dari nutfah, kemudian dari
segumpal darah), yakni dari darah sesudah sebelumnya berupa nutfah.
Tsumma mim mudl-ghatin (kemudian dari segumpal daging), yakni
dari daging segar sesudah sebelumnya berupa segumpal daging.
Mukhallaqatin (yang sempurna kejadiannya), yakni yang diciptakan
sempurna.
Wa ghairi mukhallaqatin (dan yang tidak sempurna), yakni
keguguran.
Li nubayyina lakum (agar Kami Menjelaskan kepada kalian) awal penciptaan
kalian di dalam al-Quran.
Wa nuqirru fil arhāmi (dan Kami Menetapkan di dalam
rahim) agar tidak keguguran. Ada yang berpendapat, dan Kami Membiarkan di dalam
rahim.
Mā nasyā-u (apa yang Kami Kehendaki), yakni anak yang Kami
Kehendaki.
Ilā ajalim musamman (sampai waktu yang sudah ditentukan), yakni sampai
beberapa bulan yang sudah ditentukan.
Tsumma nukhrijukum (kemudian Kami Mengeluarkan kalian) dari rahim.
Thiflan (sebagai bayi) yang mungil.
Tsumma (kemudian) Kami Membiarkan kalian.
Li tablughū asyuddakum (supaya kalian mencapai kedewasaan
kalian), yaitu rentang usia antara delapan belas sampai tiga puluh tahun.
Wa mingkum may yutawaffā (dan di antara kalian ada yang
diwafatkan), yakni ada dicabut rohnya sebelum mencapai usia dewasa.
Wa mingkum may yuraddu ilā ardzalil ‘umuri (dan di antara kalian ada pula yang
dikembalikan kepada umur yang paling rendah), yakni kembali mengalami keadaan
seperti ketika anak-anak (pikun).
Li kailā ya‘lama (supaya dia tidak mengetahui lagi), yakni sehingga dia
tidak bisa mengetahui.
Mim ba‘di ‘ilmin (sesudah mengetahui), yakni apa yang sebelumnya ia
ketahui.
Syai-ā, wa taral ardla hāmidatan (sesuatu pun. Dan kamu lihat bumi
itu kering), yakni retak-retak dan gersang.
Fa idzā aηzalnā ‘alaihal mā-ahtazzat (kemudian bila Kami telah
Menurunkan air di atasnya, bumi itu pun menjadi hidup) dengan tumbuh-tumbuhan.
Wa rabat (dan subur), yakni tumbuh-tumbuhan dapat berkembang.
Wa ambatat (serta menumbuhkan), yakni mengeluarkan dengan air.
Ming kulli zaujim bahīj (berbagai macam tumbuh-tumbuhan
yang indah), yakni yang beraneka warna lagi indah.
2. Adapun tahapan alam rahim, sebagaimana
firman Allah Ta’ala :
(QS. Az-Zumar (39): 6)
“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia
jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu
kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu
adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?”.
Khalaqakum min nafsiw wāhidatin (Dia Menciptakan kalian dari diri
yang satu), yakni dari diri Adam a.s. saja.
Tsumma ja‘ala minhā (kemudian Dia Menjadikan darinya), yakni dari diri
Adam a.s. itu.
Zaujahā (istrinya), Hawa, yang Dia Ciptakan dari salah satu
tulang rusuk Adam a.s. yang sebelah kiri.
Wa aηzala (dan Dia Menurunkan), yakni Dia Menciptakan.
Lakum minal an‘āmi tsamāniyata azwāj (untuk kalian delapan ekor yang
berpasangan dari hewan-hewan ternak), yakni jantan dan betina. Sepasang domba,
jantan dan betina; sepasang kambing, jantan dan betina; sepasang unta, jantan
dan betina; dan sepasang sapi, jantan dan betina.
Yakhluqukum fī buthūni ummahātikum khalqam mim ba‘di
khalqin (Dia
Menciptakan kalian dalam perut ibu-ibu kalian kejadian demi kejadian), yakni
keadaan demi keadaan: nutfah, segumpal darah, segumpal daging, dan tulang.
Fī zhulumātiη tsalāts (dalam tiga kegelapan), yaitu
kegelapan perut, kegelapan rahim, dan kegelapan plasenta.
Dzālikumullāhu rabbukum (itulah Allah, Rabb kalian) yang
melakukan semua itu.
Lahul mulk (Kepunyaan-Nya-lah kerajaan) yang langgeng, yang
tidak akan pernah lenyap.
Lā ilāha illā huwa (tidak ada tuhan melainkan Dia), tidak ada pencipta
dan pemberi bentuk melainkan Dia.
Fa annā tushrafūn (maka bagaimanakah kalian bisa dipalingkan) dengan
kebohongan. Bagaimana kalian bisa membuat kebohongan terhadap Allah Ta‘ala,
lalu kalian menjadikan sekutu bagi-Nya.
3. Adapun tahapan kehidupan dunia, sebagaimana
firman Allah Ta’ala :
(QS. An-Nahl (16): 78)
“Dan Allah telah mengeluarkan kalian dari perut ibu-ibu kalian dalam keadaan tidak
mengetahui segala sesuatu dan Dia menjadikan bagimu pendengaran,
penglihatan dan hati agar kalian bersyukur.”
Wallāhu akhrajakum mim buthūni ummahātikum lā
ta‘lamūna syai-aw wa ja‘ala lakumus sam‘a (dan Allah Mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia Memberi kalian pendengaran)
yang dengannya kalian bisa mendengarkan kebaikan.
Wal abshāra (penglihatan) yang dengannya kalian bisa melihat
kebaikan.
Wal af-idata (dan hati) yang dengannya kalian bisa memahami
kebaikan.
La‘allakum tasykurūn (supaya kalian bersyukur), yakni supaya kalian
mensyukuri Nikmat Allah dan beriman kepada-Nya.
Dan pada
tahapan inilah yang menentukan
bahagia dan celakanya, dan merupakan negeri ujian dan cobaan. Sebagaimana
firman Allah Ta’ala :
(QS. Al-Mulk (67): 2)
“Dialah yang telah menciptakan
kematian dan
kehidupan
agar menguji kalian siapa di antara kalian yang paling bagus amalannya.”Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
Alladzī khalaqal mauta (yang telah menciptakan mati) yang
diserupakan dengan kambing berwarna hitam putih. Tak ada satu makhluk hidup pun
yang dilewatinya, mencium baunya, atau diinjaknya, melainkan ia akan mati saat
itu juga.
Wal hayāta (dan hidup), yakni Dia telah Menciptakan hidup yang
diserupakan dengan kuda betina berwarna belang hitam-putih. Tak ada sesuatu pun
yang dilewatinya, mencium baunya, diinjaknya, atau dilempar oleh jejak kakinya,
melainkan sesuatu itu akan hidup. Kuda tersebut lebih tinggi daripada bagal dan
lebih pendek daripada keledai, langkahnya sejauh mata memandang dan suka
ditunggangi para nabi. Menurut satu pendapat, khalaqal mauta (telah
mencip-takan mati), yakni nutfah; wal hayāta (dan hidup), yakni makhluk hidup.
Dan ada pula yang berpendapat, yang telah menciptakan hidup dan mati.
Menda-hulukan kata hidup dan mengakhirkan kata mati.
Li yabluwakum (untuk menguji kalian), yakni untuk menguji kalian di
antara hidup dan mati itu.
Ayyukum ahsanu ‘amalā (siapakah di antara kalian yang
paling baik amalnya), yakni yang paling ikhlas amalnya.
Wa huwal ‘azīzu (dan Dia Maha Perkasa) menimpakan siksaan kepada
siapa pun yang tidak beriman kepada-Nya.
Al-ghafūr (lagi Maha Pengampun) kepada orang-orang yang
bertobat serta beriman kepada-Nya.
4. Adapun tahapan alam barzakh, dan Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman
tentangnya :
(QS. Al-Mu’minun (23):
100)
“Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah
aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang
diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh (pembatas) sampai
hari mereka dibangkitkan.”
La‘allī a‘malu shālihan (agar aku bisa berbuat amal saleh)
dan beriman kepada Engkau.
Fīmā taraktu (berkenaan dengan apa yang telah aku lalaikan”),
yakni berkenaan dengan hal-hal yang telah aku lalaikan dan aku dustakan ketika
di dunia.
Kallā (sekali-kali tidak), yakni sungguh, ia tak akan
dikembalikan ke dunia!
Innahā (sesungguhnya itu), yakni pengembalian itu.
Kalimatun huwa qā-iluhā (adalah perkataan yang diucapkannya
saja), yakni perkataan tak berguna yang dikemukakan oleh penuturnya.
Wa miw warā-ihim (dan di hadapan mereka), yakni di depan mereka.
Barzakhun (ada dinding), yakni kubur.
Ilā yaumi yub‘atsūn (hingga hari mereka dibangkitkan) dari kubur-kubur
itu.
5. Adapun tahapan kehidupan akhirat adalah
tahapan tujuan serta akhir dan ujung dari segalanya.
Sebagaimana Firman Allah Ta’ala setelah menyebutkan tahapan-tahapan
kehidupan manusia :
(QS. AlMukminun (23): 16)
“Kemudian kalian, pada hari kiamat, akan
dibangkitkan”
Tsumma innakum yaumal qiyāmati tub‘atsūn (kemudian
kalian, pada hari kiamat, akan dibangkitkan), yakni akan dihidupkan kembali.
---prem---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar