Minggu, 07 April 2013

Tahapan Kehidupan Manusia



Lima Fase Atau Tahapan Kehidupan Yang Mesti Dialami Manusia Dari Awal Sampai Akhir.

Tahapan Titik Nol Atau Ketidak Adaan(1), Tahapan Di Alam Rahim(2), Alam Dunia(3) , Alam Barzakh(4) dan Alam Akhirat(5)

Segala sesuatu tidaklah luput dari ketentuan Allah Tabaraka wa Ta’ala yang telah mengabarkan kepada kita para ummat-Nya, bahwasanya tiap-tiap sesuatu bermula adalah mesti ada awal dan adapula akhirnya, jika ada hidup maka tentu ada mati, jika ada awal dijadikannya semesta alam maka tentu ada pula masa semesta alam ini diakhiri oleh Allah Tabaraka wa Ta’ala. Demikian pula halnya dengan kehidupan sekalian makhluk-Nya terlebih bagi jin dan manusia, dan berikut adalah lima  fase atau tahap kehidupan manusia yaitu Tahapan  titik nol(1) atau ketidak adaan(1),  tahapan  di  alam  rahim(2)alam dunia(3), alam barzakh(4) dan kemudian alam akhirat(5) :

1.  Tahapan titik nol atau ketidakadaan adalah sebagaimana ditunjukan oleh  Allah Ta’ala dalam  Firman-Nya:
(QS. Al-Insaan (76): 1)
“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?”.

Hal atā ‘alal iηsāni (bukankah telah datang kepada manusia), yakni telah datang terhadap Adam a.s..
Hīnum minad dahri (suatu waktu dari masa), yakni empat puluh tahun sebagai makhluk yang berbentuk.
Lam yakuη syai-am madzkūrā (ketika ia belum merupakan sesuatu yang dapat disebut) dan belum diketahui hakikat, nama, dan tujuannya, kecuali oleh Allah Ta‘ala.
(QS. Al-Hajj (22): 5)

Proses kejadian manusia dan tumbuh-tumbuhan, adalah bukti yang nyata tentang kebenaran hari berbangkit
“Wahai manusia jika kamu ragu kepada hari kebangkitan maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian  dari  setetes  air  mani,  kemudian    dari  segumpal darah   kemudian   dari   segumpal   daging   yang   sempurna kejadiannya dan yang tidak  sempurna. Agar Kami jelaskan kepadamu dan kami tetapkan dalam  rahim apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan,  kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi kemudian kamu menjadi dewasa. Dan di antaramu ada yang diwafatkan dan ada yang dipanjangkan   umurnya   hingga   pikun   supaya   dia   tidak mengetahui  lagi sesuatupun yang telah dia ketahui dahulu. Dan kamu lihat bumi itu kering dan apabila Kami turunkan air  dari    atasnya    hiduplah    bumi    itu    dan    suburlah menumbuhkan berbagai macam tumbuhan yang indah.”  

Yā ayyuhan nāsu (wahai manusia), yakni penduduk Mekah.
Ing kuηtum fī raibin (jika kalian dalam keraguan), yakni dalam kesangsian.
Minal ba‘tsi (tentang kebangkitan) sesudah mati, maka renungkanlah awal penciptaan kalian. Menghidupkan itu tidaklah lebih sulit daripada menciptakan kalian pada saat pertama kali.
Fa innā khalaqnākum miη turābin (maka sesungguhnya Kami Menciptakan kalian dari tanah), yakni dari Adam a.s., sedangkan Adam a.s. dari tanah.
Tsumma (kemudian) sesudah itu Kami Menciptakan kalian.
Min nuthfatiη tsumma min ‘alaqatin (dari nutfah, kemudian dari segumpal darah), yakni dari darah sesudah sebelumnya berupa nutfah.
Tsumma mim mudl-ghatin (kemudian dari segumpal daging), yakni dari daging segar sesudah sebelumnya berupa segumpal daging.
Mukhallaqatin (yang sempurna kejadiannya), yakni yang diciptakan sempurna.
Wa ghairi mukhallaqatin (dan yang tidak sempurna), yakni keguguran.
Li nubayyina lakum (agar Kami Menjelaskan kepada kalian) awal penciptaan kalian di dalam al-Quran.
Wa nuqirru fil arhāmi (dan Kami Menetapkan di dalam rahim) agar tidak keguguran. Ada yang berpendapat, dan Kami Membiarkan di dalam rahim.
Mā nasyā-u (apa yang Kami Kehendaki), yakni anak yang Kami Kehendaki.
Ilā ajalim musamman (sampai waktu yang sudah ditentukan), yakni sampai beberapa bulan yang sudah ditentukan.
Tsumma nukhrijukum (kemudian Kami Mengeluarkan kalian) dari rahim.
Thiflan (sebagai bayi) yang mungil.
Tsumma (kemudian) Kami Membiarkan kalian.
Li tablughū asyuddakum (supaya kalian mencapai kedewasaan kalian), yaitu rentang usia antara delapan belas sampai tiga puluh tahun.
Wa mingkum may yutawaffā (dan di antara kalian ada yang diwafatkan), yakni ada dicabut rohnya sebelum mencapai usia dewasa.
Wa mingkum may yuraddu ilā ardzalil ‘umuri (dan di antara kalian ada pula yang dikembalikan kepada umur yang paling rendah), yakni kembali mengalami keadaan seperti ketika anak-anak (pikun).
Li kailā ya‘lama (supaya dia tidak mengetahui lagi), yakni sehingga dia tidak bisa mengetahui.
Mim ba‘di ‘ilmin (sesudah mengetahui), yakni apa yang sebelumnya ia ketahui.
Syai-ā, wa taral ardla hāmidatan (sesuatu pun. Dan kamu lihat bumi itu kering), yakni retak-retak dan gersang.
Fa idzā aηzalnā ‘alaihal mā-ahtazzat (kemudian bila Kami telah Menurunkan air di atasnya, bumi itu pun menjadi hidup) dengan tumbuh-tumbuhan.
Wa rabat (dan subur), yakni tumbuh-tumbuhan dapat berkembang.
Wa ambatat (serta menumbuhkan), yakni mengeluarkan dengan air.
Ming kulli zaujim bahīj (berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah), yakni yang beraneka warna lagi indah.
2.  Adapun  tahapan  alam  rahim,  sebagaimana  firman Allah Ta’ala :

(QS. Az-­Zumar (39): 6)


“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?”.

Khalaqakum min nafsiw wāhidatin (Dia Menciptakan kalian dari diri yang satu), yakni dari diri Adam a.s. saja.
Tsumma ja‘ala minhā (kemudian Dia Menjadikan darinya), yakni dari diri Adam a.s. itu.
Zaujahā (istrinya), Hawa, yang Dia Ciptakan dari salah satu tulang rusuk Adam a.s. yang sebelah kiri.
Wa aηzala (dan Dia Menurunkan), yakni Dia Menciptakan.
Lakum minal an‘āmi tsamāniyata azwāj (untuk kalian delapan ekor yang berpasangan dari hewan-hewan ternak), yakni jantan dan betina. Sepasang domba, jantan dan betina; sepasang kambing, jantan dan betina; sepasang unta, jantan dan betina; dan sepasang sapi, jantan dan betina.
Yakhluqukum fī buthūni ummahātikum khalqam mim ba‘di khalqin (Dia Menciptakan kalian dalam perut ibu-ibu kalian kejadian demi kejadian), yakni keadaan demi keadaan: nutfah, segumpal darah, segumpal daging, dan tulang.
Fī zhulumātiη tsalāts (dalam tiga kegelapan), yaitu kegelapan perut, kegelapan rahim, dan kegelapan plasenta.
Dzālikumullāhu rabbukum (itulah Allah, Rabb kalian) yang melakukan semua itu.
Lahul mulk (Kepunyaan-Nya-lah kerajaan) yang langgeng, yang tidak akan pernah lenyap.
Lā ilāha illā huwa (tidak ada tuhan melainkan Dia), tidak ada pencipta dan pemberi bentuk melainkan Dia.
Fa annā tushrafūn (maka bagaimanakah kalian bisa dipalingkan) dengan kebohongan. Bagaimana kalian bisa membuat kebohongan terhadap Allah Ta‘ala, lalu kalian menjadikan sekutu bagi-Nya.

3.  Adapun tahapan kehidupan dunia, sebagaimana firman Allah Ta’ala :
(QS. An­-Nahl (16): 78)


“Dan Allah telah mengeluarkan kalian dari perut ibu­-ibu kalian  dalam keadaan tidak mengetahui segala sesuatu dan Dia menjadikan  bagimu  pendengaran, penglihatan dan hati agar kalian bersyukur.”

Wallāhu akhrajakum mim buthūni ummahātikum lā ta‘lamūna syai-aw wa ja‘ala lakumus sam‘a (dan Allah Mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia Memberi kalian pendengaran) yang dengannya kalian bisa mendengarkan kebaikan.
Wal abshāra (penglihatan) yang dengannya kalian bisa melihat kebaikan.
Wal af-idata (dan hati) yang dengannya kalian bisa memahami kebaikan.
La‘allakum tasykurūn (supaya kalian bersyukur), yakni supaya kalian mensyukuri Nikmat Allah dan beriman kepada-Nya.
Dan   pada   tahapan   inilah   yang   menentukan bahagia  dan celakanya, dan merupakan negeri ujian dan cobaan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala  :

(QS. Al­-Mulk (67): 2)
“Dialah  yang  telah  menciptakan  kematian  dan  kehidupan agar menguji kalian siapa di antara kalian yang paling bagus amalannya.”Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Alladzī khalaqal mauta (yang telah menciptakan mati) yang diserupakan dengan kambing berwarna hitam putih. Tak ada satu makhluk hidup pun yang dilewatinya, mencium baunya, atau diinjaknya, melainkan ia akan mati saat itu juga.
Wal hayāta (dan hidup), yakni Dia telah Menciptakan hidup yang diserupakan dengan kuda betina berwarna belang hitam-putih. Tak ada sesuatu pun yang dilewatinya, mencium baunya, diinjaknya, atau dilempar oleh jejak kakinya, melainkan sesuatu itu akan hidup. Kuda tersebut lebih tinggi daripada bagal dan lebih pendek daripada keledai, langkahnya sejauh mata memandang dan suka ditunggangi para nabi. Menurut satu pendapat, khalaqal mauta (telah mencip-takan mati), yakni nutfah; wal hayāta (dan hidup), yakni makhluk hidup. Dan ada pula yang berpendapat, yang telah menciptakan hidup dan mati. Menda-hulukan kata hidup dan mengakhirkan kata mati.
Li yabluwakum (untuk menguji kalian), yakni untuk menguji kalian di antara hidup dan mati itu.
Ayyukum ahsanu ‘amalā (siapakah di antara kalian yang paling baik amalnya), yakni yang paling ikhlas amalnya.
Wa huwal ‘azīzu (dan Dia Maha Perkasa) menimpakan siksaan kepada siapa pun yang tidak beriman kepada-Nya.
Al-ghafūr (lagi Maha Pengampun) kepada orang-orang yang bertobat serta beriman kepada-Nya.
4.  Adapun tahapan alam barzakh, dan Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman tentangnya :
(QS. Al-­Mu’minun (23):  100)

“Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh (pembatas) sampai hari mereka dibangkitkan.”

La‘allī a‘malu shālihan (agar aku bisa berbuat amal saleh) dan beriman kepada Engkau.
Fīmā taraktu (berkenaan dengan apa yang telah aku lalaikan”), yakni berkenaan dengan hal-hal yang telah aku lalaikan dan aku dustakan ketika di dunia.
Kallā (sekali-kali tidak), yakni sungguh, ia tak akan dikembalikan ke dunia!
Innahā (sesungguhnya itu), yakni pengembalian itu.
Kalimatun huwa qā-iluhā (adalah perkataan yang diucapkannya saja), yakni perkataan tak berguna yang dikemukakan oleh penuturnya.
Wa miw warā-ihim (dan di hadapan mereka), yakni di depan mereka.
Barzakhun (ada dinding), yakni kubur.
Ilā yaumi yub‘atsūn (hingga hari mereka dibangkitkan) dari kubur-kubur itu.
5.  Adapun  tahapan  kehidupan  akhirat  adalah  tahapan tujuan serta akhir  dan  ujung dari segalanya. Sebagaimana Firman Allah Ta’ala setelah  menyebutkan  tahapan­-tahapan kehidupan manusia :
(QS. Al­Mukminun (23): 16)

 “Kemudian kalian, pada hari kiamat, akan dibangkitkan”

Tsumma innakum yaumal qiyāmati tub‘atsūn (kemudian kalian, pada hari kiamat, akan dibangkitkan), yakni akan dihidupkan kembali.
---prem---